Sambutan Hangat WKRI Tuka

Rekoleksi Para Romo, Frater dan Suster Dekenat Bali Timur

N.N

2/29/20244 min read

Rekoleksi para Romo dan biarawan-wati

Rekoleksi adalah kegiatan rohani yang perlu dilaksanakan oleh umat beriman baik dalam kelompok besar, komunitas maupun kelompok kecil. Semuanya ini sebagai sebuah kesempatan untuk melihat kembali perjalanan hidup kita sebagai umat beriman. Tuhan Yesus sendiri sebelum hadir di muka bumi, melaksanakan rekoleksi atau retret agung-Nya di padang gurun. Ia mempersiapkan diri untuk tugas besar yang dipercayakan Bapa kepada-Nya.

Oleh sebab itu rekoleksi menjadi bagian dari perjalanan hidup kita sebagai umat beriman yang juga harus dilaksanakan oleh para pemimpin gereja. Romo, frater, bruder, suster adalah para rohaniwan atau biarawan-biarawati yang mempunyai status dan peran penting dalam struktur gereja yang bersifat hirarkis. Mereka adalah pemimpin yang hadir di tengah-tengah umat baik dalam kata maupun dalam perbuatan. Oleh sebab itu dalam rangka perayaan Paskah mereka wajib mempersiapkan diri melalui rekoleksi.

Tema rekoleksi yang dipilih adalah Bahan pendalaman Iman, APP (Aksi Puasa Pembangunan) Keuskupan Denpasar 2024. Tema umumnya adalah bangkit dan bergerak bersama mengembangkan ekonomi ekologis. Namun karena rekoleksi ini diadakan pada pekan kedua Prapaskah maka tema kecil (sub-tema) yang diambil adalah “Tanggung jawab Ekologis”. Para peserta rekoleksi tentu diingatkan akan diri mereka sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan alam semesta. Kita adalah bagian kecil dari dunia yang maha luas. Namun siapa pun kita, lebih-lebih karena sebagai pemimpin gereja sudah seharusnya menjadi yang terdepan dalam mengupayakan keselamatan lingkungan.

Ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), kira-kira jam 14.00 (29/2/2024) sudah hadir di paroki. Ada apa gerangan? Setelah ditanya mereka menjawab bahwa hari ini ada kegiatan Dekenat bali Timur, yakni para romo, frater dan suster yang akan melaksanakan kegiatan rekoleksi di paroki kita. Mereka ingin menjadi tuan rumah yang baik, maka acara yang sedianya dilaksanakan pada jam 15.00 harus disiapkan dengan baik. Mereka mulai menyediakan air panas, kopi saset, teh celup dan juga snack. Semuanya telah disiapkan dengan baik.

Kira-kira jam 14.30 para peserta rekoleksi yakni suster, frater dan romo sudah mulai berdatangan. Ada yang baru pertama kali datang ke Paroki Tuka tetapi ada yang sudah beberapa kali. Terutama para suster baru, mereka mengaku baru pertama kali datang. Mereka hanya baru sampai di seminari sedangkan ke paroki ini baru pertama kali. Maka para ibu berupaya menjelaskan bahwa ini adalah paroki pertama di Bali makanya disebut “The Betlehem of Bali”. Mereka senang apalagi katanya halamannya bagus, rapi dan bersih.

GEREJA KATOLIK TRI TUNGGAL

Save SMALL on our BIG church!

Di samping itu, rekoleksi ini juga menyadarkan para imam, frater dan suster bahwa mereka juga merupakan bagian dari kehidupan umat beriman di mana mereka harus ada bersama umat, berjalan bersama mereka dan ikut terlibat dalam persoalan umat dan juga dunia. Salah satu yang menjadi keprihatinan kita, khususnya dalam abad ini adalah keadaan lingkungan yang mulai rusak. Dalam bahasa Bapak Paus Fransiskus dunia kita ini sedang menderita sakit. Maka kita yang hidup di dalamnya menjadi bagian dari situasi ini karena dunia ini adalah rumah kita bersama. Bertitik tolak dari apa yang telah disabdakan oleh Tuhan dalam Kitabb Suci, khususnya Kitab Kejadian, maka tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan kelestarian lingkungan menjadi panggilan umat beriman.

Kita juga sadar bahwa masalah lingkungan adalah masalah kita bersama maka dari itu sangat diharapkan supaya imam atau biarawan-biarawati selalu berjalan bersama umat sesuai dengan semangat Sinode V, yakni bergerak bersama mewujudkan gereja yang bersekutu, partisipasi dan misi. Apa yang bisa dilakukan tentu harus kembali kepada masing-masing komunitas atau paroki. Mereka harus memberikan contoh yang baik dalam memelihara, merawat dan menjaga lingkungan hidup. Mulai dari komitmen diri sampai pada perwujudan dalam paroki maupun komunitas biara masing-masing.

Rekoleksi kali ini dipimpin oleh Romo Paskalis Nyoman Widastra, SVD yang sekaligus bertindak sebagai tuan rumah. Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa paroki mana pun yang mendapat bagian untuk pelaksanaan rekoleksi, sekaligus juga menjadi pemberi rekoleksi. Berangkat dari tema tentang ekologis, romo paskalis mengajak para peserta rekoleksi untuk mendasarkan diri kita kepada firman Tuhan sendiri yang mengharuskan kita untuk menjaga keharmonisan alam semesta ini. Sekalipun manusia adalah makhluk yang istimewa, ia harus tetap menyadari dirinya sebagai bagian dari alam semesta ini.

Taman Eden adalah gambaran situasi damai, harmoni dan juga aman. Demikianlah seharusnya manusia menjaga alam semesta ini. Namun apa yang terjadi? Justru banyak terjadi kekacauan, kerusakan dan juga malapetaka yang justru disebabkan oleh ulah manusia. Maka bagaimana pun juga kita harus mulai dari diri sendiri dari lingkungan kita sendiri. Niat-niat baik harus muncul dari dalam diri sendiri sehingga dari titik ini kita bisa mengajak dan mendorong umat untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan. Gereja dan komunitas biara menjadi tempat yang selalu ramai dikunjungi sehingga seharusnya mendorong para romo, frater dan suster peduli terhadap lingkungan yang bersih.

Romo paskalis menutup rekoleksi dengan ibadat sabda yang mengajak mereka untuk melihat posisi kita dalam dunia yang penuh konflik, ketegangan dan juga jurang kaya miskin. Kebetulan teks Injil yang diambil dari Injil Lukas 16: 19-31 tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin. Dunia sekitar kita adalah dunia yang tidak peduli terhadap sesama. Maka kita harus memperbaharui diri dalam semangat kepedulian baik terhadap lingkungan maupun sesama. Setelah itu, para romo, frater dan suster dipersilahkan untuk mencari romo masing-masing untuk pengakuan dosa.

Umat paroki Tuka mengucapkan limpah banyak terima kasih atas kehadiran para romo, frater dan suster. Semoga kehadiran mereka menjadi berkat bagi paroki kita untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman.